Review Jurnal Sastra Indonesia
REVIEW JURNAL
“Cerita Rakyat Si Boru Saroding
Kajian Resepsi Sastra”
(Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia)
Disusun oleh :
Dini Khadijah Rambe
7153210013
Dosen Pengampu : M. Anggie J. Daulay S.S., M.Hum
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
REVIEW JURNAL
Judul
|
CERITA RAKYAT SI BORU
SARODING KAJIAN: RESEPSI SASTRA
BIOGAS BAGI RUMAH TANGGA DAN
DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
|
Jurnal
|
JURNAL SASINDO (Program Studi
Sastra Indonesia FBS UNIMED)
|
Download
|
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/sasindo/article/view/7654/6471
|
Volume
& Halaman
|
Vol. 6 No. 1
|
Tahun
|
2017
|
Penulis
|
Sandro Tamba
|
Reviewer
|
Dini Khadijah
Rambe
|
Tanggal
|
14 November 2017
|
Abstrak
|
Pengkajian
terhadap sastra merupakan kajian yang cukup menarik dengan memperhatikan segi
media yang digunakan. Media yang digunakan dapat dari segi kualitas maupun
kuantitas, sastra lisan memang luar biasa kaya dan beranekaragam. Secara
garis besar sastra terbagi atas dua bagian yaitu : sastra lisan dan sastra
tulisan. Sastra lisan dalam penyampaiannya adal cerita-cerita terhadap sesama
(sastra oral) yang merupakan warisan turun perlu dikembangkan. Sastra tulisan
dalam penyampaiannya adalah melalui tulisan yang sudah dibukukan dan banyak.
Sastra tulisan ini banyak yang berasal dari sastra lisan misalnya dongeng
yang diceritakan seseorang kemudian ditulis dan dibukukan oleh orang yang
mendengarnya.
Batak
Toba memiliki banyak cerita rakyat sebagaimana masyarakat lain di Indonesia.
Danandjaja, 1997:50). Kajian tentang sastra lisan dan cerita rakyat seperti
cerita Boru Saroding sendiri dapat menggunakan teori dari Resepsi Sastra.
Secara umum, Resepsi Sastra diartikan sebagai tanggapan pembac merupakan
aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik pada pembaca yang memberi
reaksi atau tanggapan terhadap teks sastra. Pembaca selaku pemberi makna
adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan karya sastra tidak sama
pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh
golongan masyarakat tertentu (Imran, 1991).
|
Pengantar
|
Sastra
adalah sebuah media penyampaian sebuah pemikiran atau sikap pada khalayak
ramai yang datang dari pemikiran seseorang pengarang yang mengandung berbagai
ajaran, amanat, dan aturan-aturan yang berkembang dan berlaku dalam
masyarakat.Umumnya tidak ada masyarakat tanpa sastra karena setiap masyarakat
yang berbahasa pasti mempunyai sastra sendiri.
Pada
penulisan ini, penulis ingin membahas tentang cerita rakyat yang berjudul “Cerita
Rakyat Boru Saroding Kajian Resepsi sastra”. Melalui hasil penelitian
ini, maka akan dapat diketahui pandangan masyarakat terhadap cerita Boru
Saroding, serta dapat pula menjaga dan melestarikan budaya daerah dalam
rangka membina, melestarikan, dan mengembangkan khasanah kebudayaan nasional.
Menurut sepengetahuan penulis belum pernah ada yang melakukan penelitian
terhadap Legenda Boru Saroding.
Penelitian
tentang cerita rakyat ini dianggap penting karena telah banyak penduduk atau
generasi muda yang tidak mengetahui cerita rakyat tersebut. Hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya media yang lebih menarik perhatian untuk didengar
dan dilihat seperti halnya televisi, komik dan lain sebagainya. Pentingnya
penelitian terhadap cerita rakyat ini adalah untuk mendokumentasikan cerita
rakyat Boru Saroding yang terdapat di Desa Rassang Bosi Kecamatan Sitiotio
Kabupaten Samosir.
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat
terhadap cerita Boru Saroding, serta dapat pula menjaga dan melestarikan
budaya daerah dalam rangka membina, melestarikan, dan mengembangkan khasanah
kebudayaan nasional.
|
Subjek Penelitian
|
Subjek penelitian ini adalah
masyarakat di Desa Rassang Bosi Kecamatan Sitiotio Kabupaten
Samosir.
|
Metode Penelitian
|
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif merupakan suatu cara untuk memecahkan
permasalahan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dengan cara
mendeskripsikan dan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lokasi penelitian.
|
Hasil Penelitian
|
Tanggapan
Masyarakat Rassang Bosi Terhadap Cerita Rakyat Si Boru Saroding
Dari
14 informan seluruhnya menyatakan menerima dan mengakui kebenaran cerita
rakyat Boru Saroding di Desa Rassang Bosi. Pengaruh Cerita
Dari
ke 14 responden, 13 responden menyatakan cerita rakyat Boru
Saroding
tak berpengaruh untuk permasalah sosial terhadap masyarakat Rassang Bosi dan
1 responden mengakui cerita Boru Saroding berpengaruh pada permasalahan
sosial terhadap masyarakat di Desa itu.
Pergeseran
Persepsi Cerita
Dengan
Agama seseorang dapat membatasi diri untuk percaya pada hal-hal yang takhyul
karena di Agama hal itu ditabukan. Walaupun demikian kepercayaan masyarakat
yang berdomisili di Desa ternyata masih ada saja yang percaya walau sudah
memiliki Agama.
|
Simpulan
|
Berdasarkan
pembahasan dari hasil penelitian yang diuraiakan pada pembahasan dapat
dinyatakan bahwa Cerita rakyat Boru Saroding bagi masyarakat Rassang Bosi
sama sekali tidak menimbulkan permasalahan sosial. Kerena masyarakat disana
beranggapan bahwa cerita atau keberadaan Boru Saroding tidak meresahkan
masyarakat, karena mereka yakin kalau kita tidak ada niat jahat kita tidak
bahkan
diganggu
oleh Boru Saroding. Bahkan masyarakat Desa Rassang Bosi menyakini kalau Boru
Saroding sering membantu masyarakat yang datang dan berdoa untuk meminta
kesembuhan atas penyakit yang diderita pejiarah.
|
Kekuatan Penelitian
|
Metode penelitian berupa wawancara yang dilakukan
oleh peneliti di klasifikasikan berdasarkan umur. Sehinga dapat diketahui bagaimana pengetahuan dan
pendapat masyarakat mengenai Cerita Rakya Boru Saroding ini pada
masing-masing kelompok umur.
|
Kelemahann Penelitian
|
Metode penelitian berupa wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dianggap memakan waktu yang lama, karena peneliti
harus melakukan wawancara kepada tiap-tiap subjek penelitian. Dan dalam hal
pengambilan keputusan peneliti harus mampu menyimpulkan apakah maksud dari
jawaban responden.
|
Saran
|
Metode
penelitian berupa wawancara mungkin dianggap merupakan metode yang lebih
mudah bagi para responden untuk mendeskripsikan jawabannya, tetapi terkadang
meyulitkan peneliti dalam pengambilan kesimpulan dari pernyataan tersebut
dikarenakan bisa saja terjadi perbedaan persepsi atau pegambilan makna oleh
peneliti dengan responden terkait pernyataan responden.
Saran saya,
ada baiknya peneliti menggunakan metode kuesioner sehingga pengumpulan data
lebih cepat dan pengambilan hasil penelitian lebih mudah. Bagi responden umur
golongan tua yang tidak bisa membaca, peneliti bisa membacakan atau memandu
responden.
|
Komentar
Posting Komentar